Minggu, 05 Mei 2024
Minggu Paskah VI
Warna Liturgi : Putih
Bacaan Liturgi: (Kis. 10:25-26,34-35,44-48; Mzm. 98:1,2-3ab,3cd-4; 1 Yoh. 4:7-10; 15:9-17)
“Siapa yang mengasihi Aku akan menuruti firman-Ku; Bapa-Ku akan mengasihi dia, dan Kami akan datang kepadanya. (Yoh. 14:23)”
Renungan Singkat:
Salve saudaraku terkasih.
Kasih merupakan hal pokok dalam hukum dan ajaran Tuhan Yesus Kristus. Tidak heran, dalam perayaan-perayaan Minggu Paskah, kita selalu mendengarkan isi Kitab Suci tentang kasih dan perintah untuk saling mengasihi.
Pada hari ini, kita pun mendengar Sabda Tuhan tentang kasih dan perintah untuk saling mengasihi. Yesus mengatakan dalam amanat perpisahannya, “Seperti Bapa telah mengasihi Aku, demikian juga Aku telah mengasihi kamu; tinggallah di dalam kasih-Ku itu. Jikalau kamu menuruti perintah-Ku, kamu akan tinggal dalam kasih-Ku, seperti Aku menuruti perintah Bapa-Ku dan tinggal dalam kasih-Nya. Semuanya itu Kukatakan kepadamu sukacita-Ku ada di dalam kamu, dan sukacitamu menjadi penuh. Tidak ada kasih yang lebih besar daripada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabat.” (bdk. Yoh. 15:9-13).
Terkait pesan pokok dari Yesus tentang kasih itu, terdapat beberapa point penting bagi kita sebagai sumber inspirasi untuk direnungkan bersama:
1. Perintah saling mengasihi merupakan kasih Bapa atas diri Yesus Kristus dan kasih Yesus sendiri atas kita. Atas dasar inilah kita mesti saling mencintai sebagai saudara, (bdk. Yoh. 15:9). Bahkan Yohanes menambahkan dalam bacaan kedua, bahwa kasih itu berasal dari Allah. Cinta kasih yang kita wujudkan dan alami di dunia ini berasal dan mesti ditujukan kepada Allah. Sebab Allah adalah Kasih (bdk. 1Yoh. 4:7-10)
2. Perintah saling mengasihi merupakan suatu ketaatan pada kehendak Tuhan, yang dipenuhi dengan sukacita. Orang yang taat pada Tuhan, ia akan mengalami kasih Allah dan tinggal di dalam kasih-Nya, (bdk. Yoh. 15:10.11).
3. Mengasihi merupakan suatu pengorbanan. Dengan kata lain cinta membutuhkan pengorbanan. Tentu pengorbanan yang kita lakukan berbeda dengan Tuhan Yesus, yang mengorbankan nyawa-Nya. Tetapi cinta kasih yang ditunjukkan Yesus, mengajak kita untuk tidak saja berani mengasihi dengan perkataan, melainkan perbuatan (pengorbanan), (bdk. Yoh. 15:12-13)
4. Semangat mengasihi perlu disertai dengan kerendahan hati, bukan menganggap rendah orang lain. Yesus menunjukkan kasih-Nya dengan menyebut kita sebagai sahabat, bukan hamba (bdk. Yoh. 15:14-15). Penting bagi kita untuk diingat bahwa cinta kasih yang benar itu mesti menghindari perkataan kotor dan mengejek orang lain.
5. Perintah saling mengasihi juga merupakan suatu perutusan untuk pergi dan berbuat baik kepada banyak orang. Kasih yang kita alami adalah suatu berkat dari Allah, maka penting bagi kita untuk menyalurkannya bagi banyak orang. (bdk. Yoh. 15:16-17).
Marilah kita wujudkan cinta kasih Allah dalam aktivitas hidup setiap hari. Sebab melalui kasih itu, kita mengenal Allah dan memperkenalkan-Nya kepada orang lain. Kita semua dipanggil untuk saling mengasihi, maka tetaplah bersemangat dalam mengasihi.
Rahmat dan cinta kasih Allah menyertai kita selalu.
Amin.
