Jumat, 03 Mei 2024
Pesta Santo Filipus dan Yakobus (Rasul)
Warna Liturgi : Merah
Bacaan Liturgi: (1Kor. 15:1-8; Mzm. 19:2-3,4-5; Yoh. 14:6-14.)
“Akulah jalan, kebenaran dan hidup. Filipus, barangsiapa melihat Aku, ia telah melihat Bapa” (Yoh. 14:6b.9c)
Renungan Singkat:
Salve saudaraku terkasih.
Hari ini kita merayakan pesta St. Filipus dan St. Yakobus, Rasul. Menjadi penting bagi kita untuk mengenal sekilas tentang kedua rasul ini.
Pertama, St. Filipus adalah rasul atau murid ketiga yang mengikuti Yesus, setelah Petrus dan Andreas (bdk. Yoh. 1:43). Kedua, adalah rasul Yakobus. Ia adalah Yakobus muda atau dikenal Yakobus kecil, anak Alfeus. Berbeda dengan Yakobus tua, yaitu Yakobus anak Zebedeus. Yakobus muda yang kita rayakan pada tanggal 3 Mei ini, merupakan rasul yang tinggal di Yerusalem dan menjadi uskup pertama di Yerusalem. Dia yang memimpin konsili pertama di Yerusalem (bdk. Kis. 15:8,13; Gal. 1:19).
Dalam bacaan Kitab Suci hari ini, dikisahkan pula tentang rasul Filipus dan Yakobus. Surat pertama rasul Paulus kepada jemaat di Korintus mengisahkan penampakan Yesus kepada Yakobus (1Kor. 15:7). Kemudian dalam Injil Yohanes, Yesus menegaskan kepada Filipus, “Filipus, barangsiapa melihat Aku, ia telah melihat Bapa” (bdk. Yoh. 14:9b).
Saudaraku terkasih, pengenalan singkat pada St. Filipus dan Yakobus ini kemudian mengantar kita dalam refleksi tentang keteguhan iman akan Yesus Kristus. Beberapa hal penting yang menjadi inspirasi bagi kita, antara lain:
1. Hindari keragu-raguan dalam beriman kepada Kristus yang adalah jalan, kebenaran, dan hidup. Beriman pada Kristus, tidak harus dengan banyak mempertanyakan, seperti pertanyaan Filipus kepada Yesus. Maka Yesus menegaskan kepadanya,”Filipus, barangsiapa melihat Aku, ia telah melihat Bapa”. Penegasan Yesus ini memulihkan kembali iman Filipus kepada-Nya.
2. Hendaknya kita tidak terlena dengan keindahan dan kenikmatan duniawi yang membawa keraguan iman pada Kristus. Kita telah lahir, dibesarkan, dan tumbuh dalam iman akan Kristus di dalam Gereja Katolik. Jangan karena hal sepele dan kesenangan jasmani semata membuat iman kita goncang, bahkan memutuskan untuk meninggalkan Gereja Katolik. Atau secara internal, kita mudah meninggalkan tugas pelayanan karena konflik biasa dan kesalahpahaman dalam persekutuan umat. Tentu menjadi sangat tidak dewasa dalam iman, bila hal-hal ini terjadi dalam kehidupan Gereja. Apalagi bila kita mempertahankan kekeliruan tersebut.
3. Belajarlah dari rasul Filipus dan Yakobus, yang berani membela iman akan Kristus, meskipun dianiaya sampai mati.
Semoga dari hari ke hari, kita semakin teguh dalam iman akan Kristus, dengan tidak mudah terlena dengan pesona dan tawaran duniawi.
Rahmat Allah menyertai kita sekalian.
Amin.