Minggu, 11 Februari 2024
Hari Minggu Biasa VI, Hari Orang Sakit Sedunia
Warna Liturgi : Hijau
Bacaan Liturgi: (Imamat 13:1-2.44-46; Mzm 32:1-2.5.11; 1Korintus 10:31-11:1; Markus 1:40-45)
“Aku ingin menyatakan diriku sebagai obat untuk penyakit-penyakitmu”. (Pesan Bunda Maria kepada Don Stefano Gobbi)
Renungan Singkat:
Salve saudaraku terkasih.
Hidup sehat dan bahagia merupakan dambaan setiap orang. Segala cara akan dilakukan seseorang agar dapat mencapai kehidupan yang sehat dan bahagia itu. Namun patut disadari bahwa sering kali kita keliru dan salah menggunakan cara untuk dapat hidup sehat. Misalnya, saya sedang mengalami sakit gula, tapi selera tinggi untuk mengonsumsi makanan yang manis-manis, dsb.
Pada hari orang sakit sedunia ini, kita diingatkan kembali bahwa umat manusia adalah orang-orang sakit. Secara sederhana kita mengerti sakit yang maksudkan hanyalah sakit badani. Namun bacaan-bacaan Kitab Suci hari ini mengingatkan kita juga akan sakit mental dan iman.
Terkadang kita menjadi orang-orang sakit yang sulit mendapatkan kesembuhan, karena kurang memperhatikan beberapa hal penting yang menginspirasi hidup kita sebagai pengikut Kristus yakni:
Pertama. Dalam bacaan pertama dari Kitab Imamat, dikisahkan bahwa orang-orang yang sakit kusta harus tinggal terasing, menjauh dari kehidupan masyarakat. Sebab dalam kepercayaan bangsa Israel saat itu, mereka yang sakit kusta adalah najis. Terkadang dalam hidup ini, kita menjadi orang yang suka merasa diri suci dari pada orang lain. Akibatnya kita menjauhkan diri dari orang-orang yang dianggap berdosa. Inilah ruang bagi masuknya sikap keangkuhan dan tertutupnya belas kasih.
Kedua. Yesus dalam Injil Markus menunjukkan belas kasih-Nya kepada orang yang sakit kusta. Maka bila kita sakit, carilah dokter yang dapat memberi kesembuhan, terutama Yesus sebagai tabib Agung bagi kehidupan umat beriman. Tindakan Yesus pun mengingatkan kita bahwa orang berdosa, menderita, dan sakit sangat membutuhkan pertolongan, uluran tangan dan sentuhan kasih.
Ketiga. Rasul Paulus dalam bacaan kedua (1Kor.10:31-11:1) mengajak kita untuk menjadi pengikut Kristus yang selalu siap menjadi obat bagi orang-orang sakit. Teristimewa menjadikan kita sebagai murid Kristus yang mampu membawa damai, sukacita Injil, dan kebahagiaan bagi orang lain. Bukan menjadi provokator bila ada masalah, apalagi menjadi racun bagi kesehatan orang lain.
Marilah kita menjadi obat bagi diri sendiri dan orang lain dengan cara yang tetap, seturut kehendak Tuhan Yesus Kristus.
Amin…
