
Yesus menyembuhkan seorang pria yang menderita penyakit busung air pada hari Sabat, meskipun Dia tahu bahwa tindakan-Nya akan menimbulkan pertentangan. Pada saat itu, orang Farisi percaya bahwa melakukan pekerjaan pada hari Sabat adalah dosa, dan mereka menganggap Yesus telah melanggar aturan tersebut.
Namun, Yesus menunjukkan bahwa kasih yang tulus lebih penting daripada mengikuti aturan yang kaku. Dia tidak ingin membiarkan aturan menghalangi-Nya untuk membantu orang yang membutuhkan. Bayangkan jika kita memiliki tetangga yang sakit dan membutuhkan bantuan, tetapi kita tidak bisa membantu karena takut melanggar aturan. Apakah itu benar?
Tindakan Yesus ini menunjukkan bahwa kita harus memiliki hati yang terbuka dan peduli terhadap orang lain, tanpa memandang aturan atau tradisi yang berlaku. Kita harus bertindak dengan kasih dan belas kasih, seperti Yesus yang menyembuhkan orang sakit pada hari Sabat.
Pesan yang ingin kita ambil dari Injil hari ini adalah bahwa kasih yang tulus dapat membawa sukacita bagi orang lain. Mari kita meneladani kasih Yesus dengan menunjukkan belas kasih dan kasih kepada semua orang yang kita temui, tanpa memandang siapa mereka atau apa latar belakang mereka. Dengan melakukan hal ini, kita dapat memuliakan Tuhan dan membawa sukacita kepada orang lain.
Marilah berdoa:
“Ya Tuhan, semoga aku mampu meneladani-Mu untuk membantu sesama dengan penuh kasih dan ketulusan tanpa dibatasi oleh latarbelakang tertentu”