HARI MINGGU BIASA XIX | Warna Liturgi: Hijau
Bacaan Liturgi: 1Raj 19:4-8; Mzm 34:2-3,4-5,6-7,8-9; Ef 4:30 – 5:2; Yoh 6:41-51
Salve. Saudara terkasih
Setiap kita tentu suka dengan makanan yang sesuai dengan selera kita dan karena melalui makanan itu kita dapat kenyang, bisa hidup lebih lama, bisa bertumbuh dan juga bisa memberikan kekuatan bagi tubuh kita untuk melakukan tugas dan tanggung jawab kita. Namun apakah makanan itu menjamin kehidupan kita kelak sesudah kita beralih dari dunia ini?
Hari ini Firman Tuhan dengan jelas menegaskan kepada kita bahwa satu-satunya makanan yang dapat menjamin kita untuk keselamatan hanyalah Roti Hidup. Roti Hidup yang dimaksud oleh Yesus adalah diri-Nya sendiri. Oleh karena itu kita pun harus sadar bahwa Yesus yang kita Imani yaitu Roti Hidup yang kita santap setiap perayaan Ekaristi itu membawa kita kepada pemahaman iman bahwa kita sungguh-sungguh hidup dan diselamatkan. Inilah roti yang turun dari surga siapa saja yang memakannya, ia tidak akan mati; ia akan hidup selama-lamanya.
Saudara terkasih. Saat kita menerima tubuh Kristus berarti kita mempersilahkan Tuhan untuk masuk dan tinggal di hati kita dan mengasihi kita. Artinya kita mau untuk Tuhan senantiasa menjaga, menuntun dan membimbing kita dalam kehidupan kita. Maka Rasul Paulus dengan jelas mengingatkan kita untuk tidak hidup dalam kehendak kita saja seperti kepahitan, kegeraman, kemarahan, pertikaian, dan fitnah. Namun hiduplah seperti anak-anak Allah yang saling mengampuni, penuh kasih mesra dan ramah kepada orang lain.
Maka kita juga harus memiliki iman yang teguh dan kokoh seperti nabi Elia yang dengan keyakinan imannya dapat berjalan sampai pada gunung Allah. Dalam hidup pasti kita akan menemukan apa yang dialami oleh nabi Elia sendiri. Kita akan merasa biasa-biasa saja dengan hidup ini, ingin mati. Namun Tuhan tidak pernah akan membiarkan kita mati binasa. Karena itulah Roti Hidup itu diberikan kepada kita agar kita dapat memaknai hidup kita di dunia ini dengan kualitas dari Allah sendiri yakni hidup sebagai anak-anak-Nya yang taat dan setia kepada kehendak-Nya yang mulia sehingga hidup kita juga dapat menjadi persembahan dan kurban yang harum mewangi bagi Allah.