Minggu, 08 Oktober 2023
Hari Minggu Biasa XXVII
Warna Liturgi : Hijau
Bacaan Liturgi: (Yesaya 5:1-7; Mzm 80:9.12.13-14.15-16.19-20; Filipi 4:6-9; Matius 21:33-43)
“Berikanlah bahasa yang adil kepada semua orang dan terutama kepada yang miskin dan membutuhkan.” (Santo Adrian Fortescue)
Renungan Singkat:
Salve saudaraku terkasih.
Kesetiaan merupakan perjuangan hidup manusia karena selalu dipermasalahkan oleh banyak orang. Mendengar tentang kesetiaan, arah pikiran kita cenderung tertuju pada pasangan suami-isteri atau orang yang berpacaran. Namun sesungguhnya kesetiaan itu ada pada setiap orang. Sebab sebagai makhluk sosial, kita semua saling berhubungan dan saling membantu, dan sebagai orang beriman kita memiliki relasi khusus dengan Allah Yang Maha Pengasih.
Dalam Injil hari Minggu Biasa XXVII ini, Yesus Kristus memberi perumpamaan tentang kesetiaan. Kesetiaan itu diumpamakan Yesus seperti tuan kebun anggur dan para penggarapannya. Tuan kebun memberi pekerjaan kepada para penggarap untuk menggarap kebun anggurnya. Ketika musim panen tiba, tuan kebun mengutus hambanya untuk mengambil hasil kebun itu. Tetapi para penggarap malah menghukum dan membunuh hamba-hamba utusan tuannya. Hal itu terjadi pula pada hamba-hamba berikut yang diutus tuan kebun anggur. Akhirnya tuan kebun anggur mengutus anaknya sendiri. Ketika melihat anak itu mereka berkata “Inilah ahli waris, mari kita bunuh dia, supaya warisannya menjadi milik kita”. Mereka lalu menangkap dia, melemparkannya ke dalam kebun dan membunuhnya. (Bdk. Matius 21:34-39).
Dari perumpamaan di atas, jelaslah ketidaksetiaan telah dilakukan oleh para penggarap kebun anggur kepada tuannya. Para penggarap itu adalah umat manusia. Sedangkan tuan kebun anggur adalah Allah, Sang Pemberi kehidupan.
Oleh karena itu, marilah kita renungkan tiga hal penting ini:
1. Tuhan selalu setia, meskipun manusia sering berdosa dan tidak setia. Maka berjuanglah untuk setia pada Tuhan. Sebab setia kepada-Nya akan mendatangkan kebahagiaan dan kita tak akan dihianat
2. Tunjukkanlah kesetiaanmu pada Tuhan dengan selalu bersyukur atas apa dimiliki sekarang. Pekerjaan, rejeki, keluarga, nafas kehidupan, dan segalanya adalah pemberian Tuhan. Maka jaga dan hargailah semua yang telah kita miliki dengan tidak lupa untuk bersyukur.
3. Jangan serakah dengan menginginkan yang lebih. Apalagi merampas kepunyaan orang lain.
“Ya Tuhan, ampunilah kami yang belum mampu setia kepada-Mu. Semoga dalam hidup ini, kami selalu bersyukur atas semua yang kami miliki”.
