
Pernahkah kita melihat seseorang yang begitu sibuk membersihkan bagian luar rumahnya agar tampak indah, tapi ketika masuk ke dalam, ternyata berantakan dan kotor? Atau pernahkah kita melihat orang yang begitu rajin dan rapi berpakaian saat ke gereja, tetapi setelah keluar gereja, kata-katanya kasar dan perilakunya tidak mencerminkan iman? Hal ini sering kita jumpai, bahkan kita alami dalam kehidupan sehari-hari.
Yesus menegur orang-orang Farisi dan ahli Taurat karena mereka hanya sibuk memperhatikan hal-hal lahiriah: memberikan perpuluhan sampai pada hal kecil, tetapi melupakan keadilan, belas kasih, dan kesetiaan. Mereka seperti orang yang membersihkan bagian luar rumah, tetapi bagian dalamnya tidak. Yesus mau menekankan bahwa yang paling penting bukan sekadar ritual dan tampilan, tetapi hati yang tulus, penuh kasih, dan hidup sesuai kehendak Allah
Kita pun bisa jatuh dalam bahaya yang sama: rajin ikut misa, terlibat dalam kegiatan gerejawi bahkan tampak saleh di mata orang lain, tetapi hati kita masih dipenuhi iri, amarah, atau kesombongan. Yesus mengajak kita untuk terlebih dahulu “membersihkan bagian dalam”, artinya membenahi hati, agar perbuatan luar kita sungguh berasal dari kasih yang murni.
Hari ini kita diajak untuk tidak hanya sibuk mempercantik tampilan luar hidup rohani kita, tetapi berani memurnikan hati. Jika hati kita bersih di hadapan Allah, maka perbuatan kita pun akan bercahaya dan berkenan kepada-Nya.
Marilah berdoa:
“Tuhan Yesus, bersihkan hatiku dari kesombongan dan kepalsuan, agar hidupku semakin serupa dengan-Mu”