Selasa 24 Desember 2024
Vigili Natal 🎄💗
Warna Liturgi : Putih Putih
Bacaan Liturgi: ( Yes 9:1-6 Mzm 96:1-2a.2b.3.11.12.13R; Tit 2:11-14; Luk 2: 1-14)
LUAR BIASA
Dalam persiapan homili ini tiba-tiba hp saya bergetar. Ternyata ada notif dari KOMSO KWI yang mengirimkan link video terbaru di grup WA yaitu kisah tentang Romo Chosmas Christian Timur, Pr, seorang imam Keuskupan Agung Semarang. Mungkinkah seorang difabel menjadi seorang imam? Itulah judul videonya. Yaa dia adalah seorang imam yang difabel (maaf, kakinya tidak seperti orang pada umumnya). Tetapi semua hal dia lakukan seperti orang biasa. Sebelumnya dia telah menjalani perjalanan hidup luar biasa, sebelum masuk seminari, dia kuliah seperti biasa, dia bahkan kerja seperti biasa, pekerja seni, penyiar radio, dll. Akhirnya dia meninggalkan semua itu dan memutuskan masuk seminari. Dia diterima dan dengan tekadnya dia menjadi seorang imam. Ada yang mengatakan: “Romo hebat, romo luar biasa sampai menjadi imam.” Tetapi dia mengatakan: “Yang hebat dan luar biasa adalah orang tua saya. Karena sejak kecil saya tidak dipandang sebagai orang cacat, tetapi orang yang sama dengan anak-anak yang lain. Tetapi lebih jauh dari itu Tuhanlah yang hebat dan luar biasa yang memanggil saya dalam perjalanan hidup sampai menjadi seperti ini. Tuhan itu luar biasa!”
Saudara ku, setiap tahun kita merayakan perayaan malam natal. Adakah yang luar biasa yang kita terima, yang kita rasakan? Atau malahan biasa-biasa saja. Atau yang penting sudah ada baju baru, sajian makanan, kue dll, sudah tersaji. Atau mungkin kata anak-anak muda sekarang dalam lagu disco populer, dikatakan: biar jo nd ada pasangan yang penting kita so ba pirang. Hehehe. Mari kita berefleksi!
Kelahiran Yesus hari ini adalah peristiwa luar biasa betapa Allah mengasihi umatNya. Semua itu menjadi nyata melalui tanda-tanda ini. (1) Yesus lahir dalam keadaan yang sangat ‘lain’ dibungkus dengan kain lampin dan dibaringkan di dalam palungan. Siapa yang mau lahir dalam keadaan seperti itu? Yesus lahir dalam kondisi dan titik terendah hidup manusia. Kecil, hina dan mungkin dipandang sebelah mata oleh banyak orang. Sangat jauh dari kata ‘layak’ seperti ukuran manusia. (2) Yang hadir dan menyaksikan peristiwa itu adalah para gembala. Bukan orang hebat, terpandang secara status sosial, tetapi para kaum kecil dan sederhana. Jauh dari harapan orang-orang saat ini. Tetapi itulah kondisi real terhadap kehadiran sesungguhnya dari Yesus, bahwa Ia akan mengangkat mereka yang lemah, kecil dan tersingkir. (3) Yang luar biasa adalah Maria dan Yosep. Dia tidak lari sejak awal mula diberi kabar oleh Malaikat. Mereka tidak meninggalkan Yesus dalam kondisi itu. Mereka berlutut dan bergembira sebab apa yang dikatakan malaikat telah terlaksana.
Adakah kita merasa kecil, tak layak, tak berdaya? Mari kita menatap ke depan seperti kata Malaikat: “Jangan takut, sebab sesungguhnya aku memberitakan kepadamu kesukaan besar untuk seluruh bangsa: Hari ini telah lahir bagimu Juru Selamat, yaitu Kristus Tuhan di kota Daud.” Malam natal ini adalah kesempatan bagi kita untuk bersyukur seraya menyerukan bersama, “Kemuliaan bagi Allah di tempat yang mahatinggi dan damai sejahtera di bumi di antara mausia yang berkenan kepadaNya.” Kita semua diperkenankan merayakan natal ini. Menyaksikan penebus yang lahir maka bersyukurlah. Seperti kata bacaan pertama hari ini: “Sebab damai sejahtera tidak akan berkesudahan di atas takhta Daud dan di dalam kerajaanNya, karena Ia mendasarkan dan mengokohkan kerajaannya itu dengan keadilan dan kebenaran dari sekarang sampai selama-lamanya.” Saudaraku tidak ada alasan lagi bagi kita untuk tidak bergembiara hari ini. Seperti kata bacaan kedua: “Ia telah menyerahkan diriNya bagi kita untuk membebaskan kita.” Apa lagi yang kurang. Jadikan natal ini luar biasa.
Jadikan natal ini untuk berbagi damai. Dan jadikan natal ini sebagai kesempatan untuk bersukacita. (mD)