
Ketika kita melihat pertanyaan pada gambar di atas—“Agamamu Kristen atau Katolik?”—apa yang langsung dipikirkan? Banyak orang, bahkan umat kita sendiri, langsung ikut terjebak dan memilih salah satunya, seakan-akan Kristen dan Katolik itu dua agama yang berbeda. Inilah yang harus kita luruskan karena pertanyaan seperti ini sudah menyesatkan banyak orang. Walaupun tanpa dilebelkan Kristen pun, semua orang tahu bahwa Katolik merupakan pengikut Kristus. Tetapi perlu kita sadari bahwa pertanyaan itu bukan sekadar kata-kata biasa; itu adalah propaganda halus yang sengaja dibuat untuk memunculkan kesan palsu bahwa Katolik bukan Kristen dan bahwa Protestanlah “Kristen yang asli.”
Padahal, pemikiran seperti ini jelas salah. Keliru secara sejarah. Keliru secara Kitab Suci. Dan keliru secara ajaran Gereja sejak para Rasul.
Jawaban iman kita tegas dan tidak dapat diputarbalikkan: Katolik itu Kristen. Titik!
Sejak abad pertama, para murid Yesus disebut orang Kristen (Kis 11:26).
Dan Gereja yang memakai nama itu sejak awal bukanlah Protestan, melainkan Gereja Katolik, Gereja yang didirikan langsung oleh Yesus sendiri ketika Ia berkata kepada Petrus:
“Di atas batu karang ini Aku akan mendirikan Gereja-Ku” (Mat 16:18).
Karena itu, Kristen adalah identitas asli Gereja Katolik.
Lalu dari mana datang kebingungan yang tersebar sekarang ini?
Karena kelompok Protestan hanya muncul pada abad ke-16, 1.500 tahun setelah Gereja Katolik sudah berdiri, berkembang, dan mewartakan Injil ke seluruh dunia. Mereka muncul akibat perpecahan, dan dari situ lahirlah berbagai denominasi yang berbeda-beda ajarannya. Secara sejarah, mereka disebut Protestan, dan itu bukan label hina—itu fakta. Namun sayangnya, banyak di antara mereka menghindari menyebut diri Protestan, dan justru memakai kata “Kristen saja” seolah-olah hanya mereka sajalah yang berhak memakainya.
Di sini muncul pertanyaan yang patut kita renungkan bersama:
Kalau memang mereka adalah Protestan, apakah mereka malu menyebut diri mereka Protestan?
Mengapa justru pertanyaannya digiring menjadi “Kristen atau Katolik,” padahal Katolik adalah Kristen yang paling asli, paling tua, dan paling dekat dengan para Rasul?
Inilah sebabnya pertanyaan itu sangat menyesatkan.
Ia membenturkan dua hal yang sebenarnya tidak bisa dibenturkan, dan secara perlahan ingin menghapus identitas kita sebagai orang Kristen Katolik. Jangan lupa—Yesus tidak mendirikan ribuan bahkan menuju jutaan denominasi, tidak mendirikan banyak gereja dengan ajaran yang saling bertentangan. Ia mendirikan SATU Gereja, dan Gereja itu tetap hidup sampai sekarang dalam Gereja Katolik melalui suksesi para Rasul dan kesatuan dengan Paus.
Maka, bila ada orang yang mencoba memancing dengan pertanyaan itu, jangan ikut terjebak. Jangan bingung. Jangan minder.
Jawablah dengan tegas “Saya Kristen Katolik. Gereja saya didirikan oleh Yesus sejak awal, bukan hasil pecahan dari gereja lain.”
Inilah identitas kita.
Inilah iman kita.
Dan inilah kebenaran sejarah yang tidak dapat digugurkan oleh propaganda siapa pun.