
Yesus hari ini menegur orang Farisi dan ahli Taurat yang hidup seperti kuburan indah di luar, tetapi kosong dan penuh kebusukan di dalam. Teguran Yesus ini juga berlaku untuk kita: jangan hanya terlihat rohani di depan orang lain, tetapi hati kita jauh dari Tuhan.
Peringatan wajib Santa Monika yang kita rayakan hari ini menjadi contoh nyata kebalikan dari sikap orang Farisi. Hidupnya sederhana, penuh doa, penuh air mata, dan penuh harapan bagi puteranya, Agustinus, yang lama hidup dalam dosa. Dari luar mungkin ia hanya seorang ibu biasa, tidak terkenal, tidak hebat. Tetapi hatinya murni dan tulus di hadapan Allah. Hati yang membuat doanya berdaya, hingga akhirnya Agustinus kembali ke jalan benar dan menjadi santo.
Pertanyaannya: pernahkah kita lebih sibuk memperhatikan penampilan luar, daripada memperbaiki hati di hadapan Tuhan? Misalnya, rajin ikut doa bersama, aktif di kegiatan gereja, tetapi mudah marah, menggosip, iri, atau menaruh dendam.
Yesus tidak mencari kesalehan luar, tetapi kesucian hati. Santa Monika membuktikan bahwa kesucian hati, kesetiaan dalam doa, dan ketulusan dalam kasih jauh lebih berharga daripada sekadar tampilan lahiriah.
Pesan untuk kita hari ini: Jadilah orang Katolik yang sungguh hidup, bukan sekadar kelihatan hidup. Kesalehan sejati lahir dari hati yang dekat dengan Tuhan, hati yang tekun berdoa, hati yang tulus mengasihi. Itulah yang membuat hidup kita bukan kuburan indah yang kosong, tetapi taman hidup yang penuh rahmat.
Marilah berdoa:
“Tuhan, sucikanlah hati kami, agar hidup kami senantiasa berkenan di hadapan-Mu”